SWAPENKA Buber di Panaongan

Dimulai dari pukul setengah empat sore. Ada Sodhung datang ke panaongan. Seperti yang direncanakan sebelumnya, dulur dulur dari pencinta alam SWAPENKA akan berbuka bersama di panaongan patrang.

Sampai pada setengah jam kemudian, ada Retno Ajiz dan Mega Pasir yang datang menyusul. Mereka kemudian masak di dapur baru panaongan.

Mbak Prit yang semalam dilanda sakit (sakitnya perempuan), akhirnya kembali tersenyum demi melihat adek adeknya satu persatu berdatangan. Ada Arus, Griduh, ada anak baru (namanya kalo nggak salah Dewi). Ada juga Bang Korep dan Mas Srundenk.

Mas Kernet datangnya terlambat, sekitar jam tujuh malam. Beruntung Mas Kernet sudah berbuka (soalnya nasi udah habis, hehe)

Ohya, buber sore tadi diwarnai dengan tragedi nasi yang tidak masak sempurna. Seperti sedang menanak nasi di tengah hutan rimba. Tapi, entahlah, buber tadi begitu membahagiakan. Makan bersama sama memang bikin kita hepi ya.

Di sela sela makan bersama, melly, kucingnya panaongan sibuk mengeong. Persis seperti seorang pejabat yang sibuk meminta jatah sebuah proyek. Beruntung ada Mas Opic yang setia memberikan kepala ikan tongkol pada melly. Hmmm.. di lain kesempatan akan saya tuliskan tersendiri cerita tentang si manis melly.

Tidak seperti sahur semalam, buber kali ini tanpa kehadiran Gam MAHADIPA. Kemana ya gerangan si Gam? Apakah dia masih patah hati? hihi..

Oke, itu saja laporan pandangan hati dari kami, keluarga panaongan.

SALAM LESTARI...!!!